Sabtu, 01 November 2014

Di ujung Jalan



Hai Icals
semoga kamu selalu dalam lindunganNya dan selalu dipermudah segala urusan perkuliahannya yaa :)
maaf jika aku kembali lagi ke blog ini untuk menulis kisah kita. karena sedang merasa harus ada yang aku keluarkan. tapi bukan melalui verbalisasi. tetapi melalui sebuah tulisan. yaa walaupun dengan menulis tidak terlalu besar dampaknya dalam sebuah masalah tetapi paling tidak apa yang aku rasakan bisa terbaca. tidak hanya berbentuk "rasa" di hati saja.

Kamu tau lirik ini?
“setiap tetes air mataku, Tlah kuberikan untuk kisahku
Mengerti tapi tak dimengerti, Cinta ku tlah di ujung jalan
Setiap kata dari bibirku, kadang tak sama dari hatiku
Tersenyum, dalam hati menangis
Cintaku tlah di ujung jalan”

Cals,
Dulu, aku pernah berfikir bahwa aku orang paling bahagia setelah bisa menjalin hubungan sangat dekat dengan kamu
Siapa yang tidak bahagia, mendapatkan pria yang baik nya luar biasa, sabarnya luar biasa. Kamu baik banget. Jiwa positifnya kamu kental banget. Itu jadi nilai plus buat kamu. Kamu juga penyayang banget. Tapi kurang penyayang untuk dikatakan dekat dengan anak kecil hehe
Aku pernah berfikir aku bahagia karna aku kira kita bisa sama-sama menjaga komitmen yang kita ucap sampai kita halal
Melihat semua yang terjadi dulu, aku bahagia sekali dan yakin hal itu akan terjadi. Bahagia bukan karena hal lain, tapi karena tak banyak remaja-remaja yang mampu bertahan dalam sebuah hubungan “pacaran” lebih dari 3 tahun. Aku kira kita bisa melewati itu.
Mungkin, dulu aku hanya bergantung pada kamu yang tetap menggenggam tangan ini untuk menggapainya. Tapi sekarang aku merasa, aku yang sedang berusa bertahan. Bahkan dengan posisi yang lebih sulit untuk dipertahankan.

Sampai pada akhirnya
Hubungan kita benar-benar berakhir. Saat itu aku hancur, aku merasa kalau air mata ini bisa berubah menjadi darah, maka berubahlah darah. (tapi tetep aja air doang, air yang asin kalo kena bibir). Aku nangis, senangis-nangisnya. Mereka tau itu. Iya mereka semua nya. Temen SMA, temen SD, bahkan temen kuliah. Ya bagaimana tidak, aku nangis didepan secret HMJ. Dari kejadian itu aku perlihatkan pesan-pesan kamu kepada nana. Didepan HMJ, trejadi drama peluk-memeluk
Drama yang tragis sekali bukan?

Tapi beberapa hari kemudian, kamu kembali datang. Dengan membawa mawar putih (aku gatau itu mawar putih, bunga pajangan nya siapa yang kamu ambil, semoga udah meminta izin ya)
Kamu meminta untuk kembali, dan yaa.. aku coba
Tanggal 11 berubah menjadi tanggal 18
 Berbeda sekali
Kamu pernah bilang “aku gakan mutusin kamu”
Ada banyak makna didalam kalimat itu. Ambigu

Hingga tibalah hari dimana Aku berulang tahun, aku tidak mau tahun ini mengulang kejadian kemarin yang sangat menyedihkan sekali. Aku tak meminta kamu untuk datang, tapi ternyata kamu datang di saat aku sedang latihan marching band. Terima kasih ya
Tapi setelah hari kita bertemu, saat aku terbangun semua terasa sangat berbeda, dari matahari terbit hingga bulan pun terbit, aku tak menerima pesan dari mu. Hanya sekali, itu pun malam. Kamu tau? Kita udah 2 tahun. Aku gasuka seperti itu. Hal ini berlangsung 3-4 hari. Dari semenjak aku berulang tahun aku merasakan semua perubahan itu. Aku gak tau dimana salahnya aku.
September berjalan menuju oktober, ya kayak gitu-gitu aja. Antara ada dan tiada. Timbul muncul timbul muncul. Kayak kapal selam. Aku sedih. Aku gak suka keadaan seperti ini.

“aku gakan mutusin kamu”
kamu selalu berkata itu setelah mencoba mengajak pacaran lagi.
tapi??
Okeh, Aku mencoba membaca sikap kamu yang berubah itu. Dan yang aku baca adalah, kamu seperti membuat suatu sikap yang membuat aku benci-sebenci nya, dan berharap, aku yang mengakhiri hubungan ini. Entah itu pikiran dari mana. Tapi itu yang aku rasakan. Seakan-akan melalui sikap kamu yang tiba-tiba berubah itu ada makna “putusin gue”
 Ini semua karma
Kamu ingat, saat aku harus memilih antara kak novrian dengan kamu?
cinta yang uda 2 tahun terpendam dan telah terungkap bahkan hingga sempat terbalas, harus aku lepas begitu saja untuk memilih kamu. Karena sebuah perhatian
kamu lebih perhatian dibanding dia. Jauh lebih perhatian. Tapi dia jauh lebih gokil dibanding kamu. Bahkan ditiap tweet nya aja aku mampu dibikin ketawa -__-“
aku pilih kamu dan aku bahagia dengan semua perhatian yang kamu kasih. Tapi, perhatian itu tinggal sebuah perhatian yang mungkin memaksakan.

tidak ada kabar
sampai detik ini di facebook, saat sesungguhnya hubungan kita telah berakhir, kita masih “in a relationship”. di facebook. Tapi aku gak tau bagaimana dengan hati kamu yang sesungguhnya.
ditulisan atas, aku bilang bahwa aku bahagia karna kamu baik banget. Sampai-sampai saat kamu berubah, kamu menjadi orang yang paling jahat bahkan lebih jahat dari lelaki pada umumnya. Mungkin karena aku terlalu dibiasakan dengan segala kebaikan kamu kali ya.
Aku orang yang paling capat dan mudah untuk cerewet dan marah-marah ke kamu
Terlalu mudah, setelah kita memiliki “lingkungan yang baru”
Tapi, aku juga lah yang paling lemah dan rapuh untuk melihat dan merasakan kemarahan kamu kejahatan kamu dan sebagainya lah. Terlalu lemah.
Sekarang, udah 3 hari kita tidak saling menyapa. Aku diam, bukan berarti aku seperti dulu, yang menunggu kamu menghubungi ku terlebih dahulu. Tapi karena aku takut dan aku trauma.
Kenapa? Karena saat kita putus yang kemarin, aku merasakan hal ini. 3 hari tanpa kabar dan saat aku menyapa ternyata kamu membalas nya dengan untaian katakata mutiara yang panjaaaaang sekali, yang intinya kita putus.
Aku takut, kalau aku menyapa terlebih dahulu aku akan merasakan kembali seperti itu

Cals, aku kira setelah kamu membaca sebuah thread di kaskus tentang cewe yang suka marah gajelas terhadap pacarnya itu, kamu bisa mengerti. Tapi ternyata kamu hanya sekedar... membaca
Tapi tidak mengerti










0 komentar:

Posting Komentar