Minggu, 01 Juni 2014

Mata itu berbicara jujur



Mata itu membuktikan semuanya

Mata yang saat itu aku lihat bersamaan dengan kalimat demi kalimat pembuktian dari hati kamu yang terucap begitu saja, iya, benar-benar membuktikannya. Hati aku sendiri pun tak mempercayainya. Tapi aku harus tetap menatap mata itu untuk meyakinkan mata ku sendiri, pikiran dan hati ku. Untuk meyakinkan pada mereka yang ada pada diriku bahwa apa yang kamu ucapkan adalah benar.

Memang sesekali terlihat bola-bola mata yang aku suka itu berputar seolah menghilangkan butiran-butiran yang akan jatuh. Aku lihat kamu keukeuh mempertahankan butiran itu agar tidak jatuh.

Dan sejak kejadian itu, sejak mata itu, sejak kalimat itu terucap langsung di hadapan ini, sejak malam itu. Aku percaya. Aku percaya bahwa tidak ada lagi yang harus di percayai.

Tidak ada lagi.. yaa, tidak ada lagi semuanya.

Mungkin sulit untuk menghilangkan semuanya. Tapi apa yang telah di lepas. Mungkin akan sulit untuk di genggam kembali. Jika pun kembali di genggam. Itu tidak akan sama seperti dulu.

Cal, udah banyak yang kita lalui. berjuang bersama saat detik-detik hendak UN. sampai pada akhirnya kamu menemukan dunia yang tak bisa ku mengerti.
Maaf jika aku terlalu over. tapi apa aku salah?
Hubungan kita,
aku dan kamu gak pernah buka-buka privasi handphone kita satu sama lain
aku dan kamu gak pernah saling tau atau saling tuker password sosial media
aku gak pernah larang kamu anter jemput Arum saat kita  pacaran semasa SMA.
sampai aku tahu, kebiasaan kamu anter jemput cewe lain itu masih saja terjadi saat memasuki dunia kampus,
sampai aku gak habis pikir, kamu harus pulang dini hari ke kost-an, jam 2, jam 3 kamu masih asik bercengkrama dengan temanmu itu, yang juga ada cewek disana. hanya berempat yang aku tahu. Kalian ngapain cal?
Maaf kalau aku jadi gak nyaman.
Maaf kalau aku jadi merasa dunia mu bukan lagi dunia ku.
Maafkan aku yang terlalu ingin tahu dan ingin memasuki dunia mu, atau bahkan ingin menarikmu dari dunia itu.